05 Oktober 2009

Biografi Guns 'n Roses

Sejak bulan akhir Mei lalu, aku melihat biografi Gn’R yang berbahasa Indonesia. Ukh, langsung tertarik untuk membelinya. Selang sekitar 3 minggu kemudian, kemarin 16 Juni 2009, akhirnya buku band kesukaanku sepanjang masa langsung terbeli. Waktu yang banyak untuk alokasi kegiatan 32 Artscore, dan RIP-nya kakak iparku, megharuskan untuk memaksa pulang kerja cepat guna menyempatkan diri membeli buku itu di TM Book Detos. Harganya Rp. 55.000, namun diskon 15% menjadi Rp. 46.750…hehehehe, padahal bisa lebih murah menjadi 20-25% kalau traksaksinya lebih pagi dan masih tergolong 150 pembeli buku pertama dalam hari yang sama….

Biografi Gn’R

Buku tersebut merupakan terjemahan karya Paul Stenning tahun 2004 dengan judul aslinya: The Band That Time Forgot; the complete unauthorized Biografy of Guns N’ Roses. Penerbit Ayyana dari Yogyakarta dan baru kali ini aku membeli buku dari penerbit itu, memberikan sebuah kemasan buku yang menarik, terutama sampulnya, sayangnya gambar-gambar pada lampiran berwarna hitam putih dan kurang baik.

Malamnya, malam Rabu, aku membacanya hingga tuntas. Mulai selesai magrib hingga jam 10 malam lewat sedikit. Buku terjemahan itu, dibuka Stenning dengan menyatakan bahwa” adalah sulit membuat biografi tidak resmi”. Biografi yang ditulis merupakan hasil tangan dingin wartawan rock yang teleh digelutinya bertahun-tahun, dan tak ayal hasilnya keren!. Tiap bab yang disajikan menggunakan judul lagu Gn’R yang isinyapun mencerminkan kehidupan anggotanya, dan ini berarti bahwa lagu yang diciptakan adalah “kisah hidup mereka”, baik itu mulai tahun 1982-1993, ataupun setelahnya hingga tahun 2003.

Lagu yang diciptakan seperti Nightrain adalah kisah AXL dan teman2nya yang meminum-minuman keras mereka Nightrain yang amat murah karena hanya itu yang mereka mampu beli, dan ingin keluar dari keadaan itu. Selanjutnya diceritakan pula, lagu pertama ciptaan Gn’R, yakni Don’t Cry, dan lagu lainnya yang diakui keluar begitu saja ketika mereka bersama mulai memainkannya.

Breakdown (perpecahan) sebagai salah satu bab yang menarik. Stenning menceritakan asal muasal perpecahan di tubuh Gn’R, dari pemecatan Adler yang hoby nge-drugnya sudah “kacau balau” menurut Slash dan Izzy, hingga pemecatan Gilby yang juga tetap digunakan Axl hingga tahun 1995. Tak lupa pula, konflik dengan Nirvana yang kala itu, 1993, memiliki kekuatan kemampuan yang menyerupai Gn’R. Selanjutnya, pasca album Gn’R yang tidak mengesankan: Spagetti Incident?!, usaha menghasilkan Chinese Democracy yang terkatung-katung, bukan disengaja atau tanpa sebab. Axl yang sendirian dengan Gn’R harus dihadapi kenyataan pahit pada medio 1996-1997, bahwa istrinya menggugat cerai, Ibunya meninggal, West Arkeen yang overdosis (OD), begitupula sepupunya OD saat naik daun bersama Blind Mellon, Shannon Hoon. Axl stress, terpukul, dan depresi.

Dalam keadaan itu, sebenarnya Axl telah menelurkan beberapa lagu, seperti Oh My God yang menjadi Ost. End of Day tahun 1999. Arnold yang amat menggemari Gn’R sejak dulu khususnya pada pertemuannya di pub pada suatu malam, kembali mengajak Axl untuk menelurkan karyanya dengan harapan lahirnya sebuah kesuksesan seperti pada tahun 1992 dengan lagu luar bisanya: You Could Be Mine sebagai Ost. Terminator 2: Judgmen Day.

Film tahun 1999 yang kurang laris itu, juga menghantarkan New Gn’R tidak booming. Namun hal demikian langsung runtuh, ketika tanpa diduga Axl tampil live bersama Gilby Clarke dan bandnya tahun 2000. Axl and Gilby band menyayikan lagu lawas milik Rolling Stones, seperti death flowers. Sontak, media terbangun. Dengan gayanya, Axl sesumbar bahwa sedang merampungkan album barunya, dan akan diluncurkan. Formasi anggota baru, kemudian bocor ke publik, seperti Flink, Buckethead, dan anggota lama Gn’r Illusion, Dizzy Reed, begitupula lagu baru yang dinyayikan melalui live yang mulai digelar tahun itu pula walupun harus berbagi panggung denga band lain, seperti Linkin Park.

Tahun 2001, New Gn’R manggung di Rock in Rio III. Luar biasa, antusias penonton seakan menghilangkan ada atau tidaknya Gn’R baru. Penonton menikmatinya. Sepanjang tahun 2001-2002, New Gn’R melakukan tour, baik itu di AS ataupun Eropa, baik yang sukses maupun yang dilengkapi dengan kerusuhan karena konser tidak jadi. Lagi-lagi Axl berulah, disalah satu konsernya di AS, ternyata Axl memilih nonton basket di kamar hotel daripada berada diatas penggung live performance.

Buku biografi Gn’R ini dilengkapi pula perjalanan waktu disetiap konser sejak tahun 1982 hingga tahun 2002, selain itu dibeberkan situs internet terkait dengan Gn’R, buku biografi Gn’R karya orang lain, CD, bootleg, videoklip, DVD, VHS, dan itu banyak yang tidak beredar di Indonesia. Lampiran buku ini, diisi gambar-gambar saat live, tiket konser, pamflet, CD, DVD, dan lambang-lambang lagu.

Yang tidak ada dibuku 

Terjemahan bahasa Indonesia buku Paul Stenning diterbitkan bulan Mei 2009, seharusnya penerbit memberikan tulisan atau kata pengantar dari pemerhati Gn’R, seperti saya misalnya hehehehe, untuk menghantarkan apa yang terjadi kini atau sejak tahun 2004 – hingga 2009, dimana tahun-tahun itu tidak dibahas dalam biografi tersebut.

Sebut saja misalnya bagaimana reaksi Axl dan bandnya, ketika Slash bersama ex personil Gn’R membuat Velvet Revolver (VR) yang merupakan terusan Slash n’ Snakpit, dan menelurkan album tahun 2004, dan meledak. Selanjutnya, banyaknya beredar lagu baru Gn’R melalui internet dan itu mencerminkan keberadaan sekaligus penyaing baru VR.

Keberadaan Gn’R semakin eksis ketika sederetan konser dilakukan secara permanen sejak tahun 2006, bahkan sampai ke Asia seperti di Jepang hingga awal 2008. Dan akhirnya, pada 23 Nov 2008, Gn’R meluncurkan album Chenese Democracy (CD) yang amat ditunggu-tunggu, dan ternyata mencapai puncak tangga lagu di dunia internasional. Tanpa diduga, Lagu You Could Be Mine yang dianggap luar biasa oleh Stenning, menjadi Ost. Terminator kembali, dalam T4: The End Begin tahun 2009. Wajah baru Gn’R melalui lagu-lagu dalam CD, dan kenangan memukau melalui film T4, semakin memantapkan untuk tetap dalam barisan yang sama dan kokoh, yaitu sebagai Big Fans of Guns n’ Roses!!!.he Early Days
It all begun in Los Angeles in 1985 when William Bailey (Axl Rose - vocals) formed a rock band with Jeffrey Isbell (Izzy Stradlin - guitar), Tracii Guns (guitar) and Rob Gardner (drums) called in turn Rose, Hollywood Rose and L.A Guns. Soon Guns and Gardner were replaced by Saul Hudson (Slash - guitar) and Steven Adler (drums) and with the addition of bass player Duff McKagan the band was renamed to Guns N' Roses. Playing a unique sound incorporating punk, blues and metal, the band released a self-produced live album called "Live ?!*@ Like A Suicide" in 1986. Having received some interest from the music industry the band signed to Geffen Records.

The Appetite For Destruction Masterpiece
The following year the band released their debut album "Appetite For Destruction" which, despite being the best selling debut album of all time, it only started selling a year latter when MTV started playing "Sweet Child O' Mine"! The album shoot to number 1 and Guns N' Roses became overnight one the biggest bands in the world. During their performance at the legendary 1988 Monsters Of Rock Festival in Donnington that also featured the likes of Iron Maiden and Kiss two fans died during crowd disturbances.

At the end of 1988 the band released "Lies" which featured four new acoustic songs and tracks from "Live ?!*@ Like A Suicide". The album hit number 2 of the charts but controversially the song "One In A Million" sparked intense controversy for its violent and racist lyrics. Also when in 1989 Guns N' Roses were awarded at the annual award show for best heavy metal album and best heavy metal song for "Appetite For Destruction" and "Paradise City", McKagan and Slash used strong language on live television. As a result all subsequent award shows were broadcasted with a five second delay!

Use Your Illusion Global Domination
Shortly after the release of "Lies" drummer Steve Adler was fired and replaced by Matt Sorum from the Cult and during the recording of their long-awaited second studio album the band added keyboardist Dizzy Reed. Under the new lineup Guns N' Roses released "Use Your Illusion I" and "Use Your Illusion II" which simultaneously shoot at the two top spots of the charts.

The band then went on a colossal 28-month long world tour which was hugely successful but also very eventful. The most famous incident took place in the summer of 1991 when during a show in Missouri Rose jumped into the crowd injuring a fan and then left the stage. The angry crowd begun a riot in which many people were injured. During this period Stradlin quit the band due to differences with Rose and was replaced by Gilby Clarke.

Spaghetti Decline

In 1993 the new lineup released a collection of punk covers named "The Spaghetti Incident?" which received some good reviews, however, it did not match the brilliance of their previous three studio albums. In conjunction with a number of other events, including the release of the "Nevermind" album that shifted musical interest to Nirvana and internal disputes between Rose and the rest of the band, Guns N' Roses gradually declined. By 1997 the band disintegrated leaving Rose the sole original member of the band.
 
© T. Zeidler for The Rock Radio

In the years that followed Guns N' Roses remained relatively unnoticed, occasionally making the headlines for the wrong reasons including riots in their gigs, cancelled shows and the long delayed fifth studio album "Chinese Democracy". The only releases from the band since 1993 were the two compilation albums "Live Era '87-'93" (1999) and "Greatest Hits" (2004).

A notable attempt from previous Guns N' Roses members came in 2003 when Slash, Duff McKagan and Matt Sorum formed the band Velvet Revolver with Scott Weiland formerly with the Stone Temple Pilots. Their debut album "Contraband" released in June 2004 received good reviews and went straight to the top of US charts.

Legacy
When it comes to living dangerously, few bands can claim they have done more so than Guns N' Roses. From creating musical masterpieces to causing riots in their gigs, no other band managed to cement such an untouchable legendary status with just four studio albums. The absolute encapsulation of "Sex, Drugs And Rock N' Roll" was to rise and fall in less than a decade.
sELenGkaPNyA..

Kehidupan anak PUnk !!!

Gue disini mau ngugkapin kehidupan PUNK yang di bilang sebagai sampah…..

Sebenarnya PUNK itu bukanlah sampah, melainkan sekumpulan orang yang mencari kesenangan tersendiri!

PUNK berasal dari sinkatan Public United Nothing Kingdom yang berarti sekumpulan anti peraturan kerajaan…..

Mereka itu sngatlah anti dengan peraturan kerajaan yang hanya bisa memaksa tanpa memikirkan penderitaannya rakyat. PUNK masuk ke negara tercinta kita (Indonesia) pada sekitar thn 1867-an yang hanya diplopori oleh original PUNK! Di negara kita, PUNK terbagi dalam 4 golongan.

1.Golongan PUNK original yang memang PUNK yang sebenarnya.

2.Golongan PUNK rock yang mengidentikkan dengan musik-musik ataupun band-band yang bergenere PUNK pula.

3. Golongan PUNK street yang berkebiasaan berkelana di jalanan dan mengarungi kehidupan dengan mengamen.

4.Golonan PUNK hitam yang menidentikkan dengan pakaian yang hitam-hitam.

Gue disini hanya mau mengugkapkan curahannya kehidupan anak PUNK street yang kelihatannya senang tapi padahal dalam hati menangis menderita! Kebanyakan dari PUNK street lari di jalanan di karenakan kurang perhatian dari ke-2 orang tuanya.Mereka memilih hidup dijalanan untuk mencari kesenangan tersendiri, dari pada bersedih-sedihan teruskan?

Dijalanan kami belajar akan pentingnya kebersamaan. Bagi kami(PUNK street) “luka mereka adalah luka kita juga!”, alasan itulah yang membuat kami menyatu dan sadar akan kebersamaan yang menyenangkan…..

Taukah kalian…….?

PUNK itu sebenarnya bukan SAMPAH! kami masih memiliki kemampuan & bakat diri masing-masing…….

Seperti contohnya band-band yang bergenere PUNK sebut saja SID, NETRAL,KOBE, dsb itu adalah salah 1 bakat anak PUNK yang dapat di tonjolkan!

Sebenarnya masih banyak lagi band-band yang memiliki bakat lebih dari mereka, tapi orang-orang g’ mau peduli & hanya bisa menganggap kami sebagai SAMPAH …..

Peryataan di samping ini menyatakan bahwa PUNK bisa beradaptasi di semua tempat & menempatkan diri di mana saja. Bukanberarti kami g’ akan mati lho! he2

Itu juga salah 1 dari keunggulan PUNK yang bisa menerima sesuatu dengan apa adanya. PUNK itu generasi anti anarki!

Cinta damai dan berdiri di atas semua golongan …. sELenGkaPNyA..

Kebersamaan dalam punk

Punk’s bicara tentanng kebersamaan
Yang membuat kita bersatu dan kuat
Punk bicara tentang kebebasan
Kontrol diri tanpa norma yang menjerat

Generasi punk yang merah membara
Mengharap dukungan kita semua
Kebersamaan yang kita jalankan
Kan membuat mengerti semua

Punk’s bicara tentang kebersamaan
Punk bicara tentang kebebasan

Oi!….setelah sekian lama vakum tidak muncul di dunia blog maksudnya tidak pernah nulis lagi, hee…. kini hadir dengan tulisan baru. Ya, kali ini saya akan menulis tentang kebersamaan dalam komunitas ANAK PUNK menurut pandangan saya sendiri. Saya tertarik dengan masalah ini setelah saya mendengarkan dan membaca lirik lagu dari band PUNK ROCK bernama BUNGA HITAM, salah astu band dari kota Jakarta.
Punk pertama lahir di negara Inggris sekitar tahun 1960an, ketika terjadi revolusi industri. Keberadaan punk lahir ketika itu adalah sebagai bentuk tindakan penolakkan terhadap segala macam penindasan yang banyak terjadi terutama dikalangan masyarakat kelas bawah atau pekerja. Orang biasanya mengenal anak punk hanya dari dandanannya yang unik, beda dari yang lain, seperti baju kumal, jaket berspike, celana ketat, sepatu boots dan berambut mohawak ala kaum Indian.

Banyak yang beranggapan bahwa anak punk yang berpenampilan seperti itu selalu berandalan, perusuh dan selalu bikin onar. Orang yang berpandangan seperti itu terhadap anak punk yang suka nongkrong di pinggir jalan biasanya hanya memandang dari segi luar mereka atau dari dandanan yang menyeramkan. Jika kita mengenal lebih dalam tentang anak punk tidaklah semua anak punk yang selalu berpenampilan beda itu selalu bersikap berandalan.

Coba kita baca dan dengarkan lagu dari band punk rock Jakarta bernama Bunga Hitam yang berjudul “DUKUNG YANG BERIKUTNYA” lirik lagu tersebut menceritakan bagaimana kebersamaan dan kebebasan menurut pandangan anak punk. Lagu tersebut mengisahkan tentang kebersamaan dari komunitas punk, mereka ( anak punk ) menganggap bahwa semua anak punk adalah kawan dan bersaudar tanpa ada senioritas dan junioritas. Semua sama dan sejajar / setara, punk menganggap kebersamaan sesama anak punk satu sama lain akan membuat mereka bersatu dan lebih kuat.

Sedangkan kebebasan bagi anak punk adalah kebebasan untuk mengatur dan mengontrol dari dirinya sendiri. Jadi segala sesuatu muncul dari kesadaran diri sendiri untuk bertindak dan berbuat sesuatu. Biasanya jika mereka sudah berfikir seperti itu anak punk akan bekerja berdasarkan inisiatif dari diri sendiri dan tidak perlu diatur dan mengatur orang lain. Pola pikir seperti itu akan menimbulkan sikap mandiri seseorang, yang dalam komunitas punk mereka biasa memakai filosofis dan semboyan DIY (Do It Yourself ) atau biasa diartikan “jadilah dirimu sendiri”. Itulah salah satu nilai positif dari punk yang bisa saya ambil yaitu kebersamaan dan kemandirian dalam melakukan sesuatu. Jadi kebebasan tidaklah diartikan sebagai tindakan semaunya sendiri akan tetapi kebebasan bertindak tapi juga harus bisa mengontrol diri sendiri agar tidak merugikan diri sendiri dan merusak orang lain.
sELenGkaPNyA..

Aliran Punk

Pada masa kini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia, sehingga tidak dipungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut muncul dikarenakan adanya persamaan tujuan atau senasib dari masing-masing individu maka muncullah kelompok-kelompok sosial di dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial yang dibentuk oleh kelompok anak muda yang pada mulanya hanya dari beberapa orang saja kemudian mulai berkembang menjadi suatu komunitas karena mereka merasa mempunyai satu tujuan dan ideologi yang sama.
Salah satu dari kelompok tersebut yang akan kita bahas adalah kelompok “Punk”, yang terlintas dalam benak kita bagaimana kelompok tersebut yaitu dengan dandanan ‘liar’ dan rambut dicat dengan potongan ke atas dengan anting-anting. Mereka biasa berkumpul di beberapa titik keramaian pusat kota dan memiliki gaya dengan ciri khas sendiri. “Punk” hanya aliran tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya, akan kembali lagi ke masing-masing individu. Motto dari anak-anak “Punk” itu tersebut, Equality (persamaan hak) itulah yang membuat banyak remaja tertarik bergabung didalamnya. “Punk” sendiri lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik “Punk” dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup “Punk”.. 

“Punk” yang berkembang di Indonesia lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan. Dengan gaya hidup yang anarkis yang membuat mereka merasa mendapat kebebasan. Namun kenyataannya gaya hidup “Punk” ternyata membuat masyarakat resah dan sebagian lagi menganggap dari gaya hidup mereka yang mengarah ke barat-baratan. Sebenarnya, “Punk” juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan ”kita dapat melakukan sendiri”
Jumlah anak “Punk” di Indonesia memang tidak banyak, tapi ketika mereka turun ke jalanan, setiap mata tertarik untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk dengan warna-warna terang dan mencolok. Belum lagi atribut rantai yang tergantung di saku celana, sepatu boot, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti, serta gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya yang menghiasi pergelangan tangannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana jeans super ketat yang dipadukan dengan baju lusuh, membuat image yang buruk terhadap anak “Punk” yang anti sosial.
Anak “Punk”, mereka kebanyakan di dalam masyarakat biasanya dianggap sebagai sampah masyarakat Tetapi yang sebenarnya, mereka sama dengan anak-anak lain yang ingin mencari kebebasan. Dengan gaya busana yang khas, simbol-simbol, dan tatacara hidup yang dicuri dari kelompok-kelompok kebudayaan lain yang lebih mapan, merupakan upaya membangun identitas berdasarkan simbol-simbol.
Gaya “Punk” merupakan hasil dari kebudayaan negara barat yang ternyata telah diterima dan diterapkan dalam kehidupan oleh sebagian anak-anak remaja di Indonesia, dan telah menyebabkan budaya nenek moyang terkikis dengan nilai-nilai yang negatif. Gaya hidup “Punk” mempunyai sisi negatif dari masyarakat karena tampilan anak “Punk” yang cenderung ‘menyeramkan’ seringkali dikaitkan dengan perilaku anarkis, brutal, bikin onar, dan bertindak sesuai keinginannya sendiri mengakibatkan pandangan masyarakat akan anak “Punk” adalah perusak, karena mereka bergaya mempunyai gaya yang aneh dan seringnya berkumpul di malam hari menimbulkan dugaan bahwa mereka mungkin juga suka mabuk-mabukan, sex bebas dan pengguna narkoba. 
Awalnya pembentukan komunitas “Punk” tersebut terdapat prinsip dan aturan yang dibuat dan tidak ada satu orangpun yang menjadi pemimpin karena prinsip mereka adalah kebersamaan atau persamaan hak diantara anggotanya. Dengan kata lain, “Punk” berusaha menyamakan status yang ada sehingga tidak ada yang bisa mengekang mereka. Sebenarnya anak “Punk” adalah bebas tetapi bertanggung jawab. Artinya mereka juga berani bertanggung jawab secara pribadi atas apa yang telah dilakukannya. Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para “Punkers” memang sangat aneh, maka pandangan miring dari masyarakat selalu ditujukan pada mereka. Padahal banyak diantara “Punkers” banyak yang mempunyai kepedulian sosial yang sangat tinggi. 
Komunitas anak “Punk” mempunyai aturan sendiri yang menegaskan untuk tidak terlibat tawuran, tidak saja dalam segi musikalitas saja, tetapi juga pada aspek kehidupan lainnya. Dan juga komunitas anak “Punk” mempunyai landasan etika ”kita dapat melakukan sendiri”, beberapa komunitas “Punk” di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Komunitas tersebut membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian berkembang menjadi semacam toko kecil yang disebut distro. Tak hanya CD dan kaset, mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Produk yang dijual seluruhnya terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Kemudian hasil yang didapatkan dari penjualan tersebut, sebagian dipergunakan untuk membantu dalam bidang sosial, seperti membantu anak-anak panti asuhan meskipun mereka tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Komunitas “Punk” yang lain yaitu distro merupakan implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja barang bermerk luar negeri.
sELenGkaPNyA..